kumpulan pantun,syair ,gurindam

Kumpulan pantun
Pantun nasihat
sungguh elok emas permata
lagi elok intan baiduri
sungguh elok budi bahasa
jika dihias akhlaq terpuji

hati-hati menyeberang
jangan sampai titian patah
hati-hati di rantau orang
jangan sampai berbuat salah

bunga mawar bunga melati
jika dicium harum baunya
banyak cara sembuhkan hati
baca Al-Qur'an pahami maknanya

jalan-jalan ke Itali
singgah dulu di Kendari
hidup cuma satu kali
buatlah supaya lebih berarti
Pantun Jenaka
Jalan-jalan ke lembangan
jalana gugurudukan
pidato kapanjangan
perut saya kukurubukan

Dulu delman
Sekarang dokar
Dulu teman
Sekarang pacar


Buah mangga buah kedongdong

buah nanas buah apel
buah manggis buah duren
itulah nama" buah buahan.

Jalan jalan ke kota Sumedang
Ada kambung makan rumput
Anak Anak pada senang
Melihat banci bergoyang dangdut

Masak air biar mateng
Sambil nunggu cuci sepeda 
Eh lo jangan sok ganteng
Muka lo kaya ketek kera

Pantun Percintaan

Pantun percintaan
Di pinggir kolam makan bubur.
Jangan lupa pakai keripik.
Dari semalem aye ga bisa tidur.
Selalu teringat wajah mu yg cantik.

jln-jln kepasar baru.
jangan lupa beli kain biru.
kalau kamu cinta padaku.
katakanlah I love u.

kalau kau punya keris.
bunuh lah ikan hiu.
kalau kau pandai bahsa inggris.
apah artinya I LOVE u.
Kumpulan syair
Syair panji
Berhentilah kisah raja Hindustan
Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamid Syah paduka sultan
Duduklah baginda bersuka-sukaan
Abdul Muluk putra baginda
Besarlah sudah bangsawan muda
Cantik menjelis usulnya syahda
Tiga belas tahun umurnya ada
Syair kiasan
Paksi Simbangan konon namanya
Cantik dan manis sekalian lakunya
Matanya intan cemerlang cahayanya
Paruhnya gemala tiada taranya
Terbangnya Simbangan berperi-peri
Lintas di Kampung Bayan Johari
Terlihatlah kepada putrinya Nuri
Mukanya cemerlang manis berseri
Syair cinta
Dengarlah kisah suatu riwayat
Raja di desa negeri Kembayat
Dikarang fakir dijadikan hikayat
Dibuatkan syair serta berniat
Adalah raja sebuah negeri
Sultan Agus bijak bestari
Asalnya baginda raja yang bahari
Melimpah pada dagang biaperi
Kabarnya orang empunya termasa
Baginda itulah raja perkasa
Tiadalah ia merasa susah
Entahlah kepada esok dan lusa
Syair sejarah
Bermula kisah kita mulai
Zaman dahulu zaman bahari
Asal mulanya sebuah negeri
Timbulnya kerajaan Raja di Candi
Kerajaan bernama Negara Dipa
Raja pertama Empu Jatmika
Putra tunggal Mangkubumi dengan Sitira
Asal Negeri Keling di Tanah Jawa
Syair religi (agama)
Janganlah engkau berbuat maksiat
Janganlah engkau berbuat jahat
Segeralah engkau bertaubat
Agar selamat dunia akhirat
Apabila engkau kesulitan
Dan menerima segala cobaan
Memohonlah kepada Tuhan
Pasti Tuhan mengabulkan
Syair pendidikan
Gedung ini sudah tua
Tapi jangan kira renta
Datanglah untuk bermimpi dan berharap
Tentang gelora masa muda
Jika kamu punya mimpi
Datanglah belajar di sini
Sebagai bekal untuk diri
Hadapi kerasnya masa nanti
Syair persahabatan
Sahabatku adalah tetesan embun pagi
Yang jatuh membasahi kegersangan hati
Hingga mampu menyuburkan seluruh taman sanubari
Dalam kesejukan
Sahabatku adalah bintang gemintang malam di angkasa raya
Yang menemani kesendirian rembulan yang berduka
Hingga mampu menerangi gulita semesta
Dalam kebersamaan
Syair kehidupan
Dahulu jiwa tercipta tidak ada yang percaya
Bahwa jiwa akan berbuat aniaya terhadap sesama
Atas kasih sayang jiwa menjadi mulia
Semesta sujud berikan penghormatan
Jiwa turun kedunia karena wanita
Karena wanita jiwa mengerti arti bahagia
Wanita dicipta untuk jiwa agar memahami arti cinta
Dengan cinta jiwa mengerti bahwa jiwa adalah seorang hamba
Syair nasihat
Syair ini syair nasihat
Hendaklah di dengar dan diingat
Mula membuat syair nasihat
Buku di tarok pena di angkat
Ingatlah wahai keluargaku sekalian
Dunia ini hanya tempat perlaluan
Janganlah engkau salah haluan
Agar tak sesat di perjalanan
Syair lagu
Laut nan luas ada di tanganmu
Gulungan ombak pun lincah darimu
Namun kau tak peduli dan mengerti
Seekor ikan kecil s’lalu menari
Di sela jarimu
– Dia ingin mengenalmu
Sekedar harapan bunga hatimu
Dari mana aku belum tahu
Namun kau tak sadari semua ini
Betapa cincin hatiku menghiasi
Di jari manismu
– Aku ingin bersamamu

Andaikan kau mengerti dalamnya perasaan
Cepatlah genggam tanganku
Kita jalan bersama-sama
Kumpulan gurindam
Contoh Gurindam I
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia mudarat.
Contoh Gurindam II
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah mendapat dua temasya.
Barang siapa meninggalkan zakat,
tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
tiadalah ia menyempurnakan janji.
Contoh Gurindam III
Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadalah damping.
Apabila terpelihara lidah,
nescaya dapat daripadanya faedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi’il yang tiada senonoh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjalan yang membawa rugi.
Contoh Gurindam IV
Hati kerajaan di dalam tubuh,
jikalau zalim segala anggota pun roboh.
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.
Tanda orang yang amat celaka,
aib dirinya tiada ia sangka.
Bakhil jangan diberi singgah,
itupun perampok yang amat gagah.
Barang siapa yang sudah besar,
janganlah kelakuannya membuat kasar.
Barang siapa perkataan kotor,
mulutnya itu umpama ketur.
Di mana tahu salah diri,
jika tidak orang lain yang berperi.

Comments

Popular Posts